Newest Post

Archive for 2017

Cinta Pertama itu Menyakitkan

Suatu hari pada hari Senin, seperti biasa aku melakukan kegiatan sehari-hari di sekolah yaitu upacara bendera. Mungkin bagi kalian ini sangat biasa, tapi menurutku ini sangat membosankan. Karena aku harus berdiri di kerumunan banyak orang.

 Setelah selesai upacara kami semua siswa pergi ke kelas masing-masing. Tanpa di sadari aku termenganga saat guru tiba-tiba memanggil seorang murid baru. Aku penasaran apakah itu pria atau wanita, dan dugaanku benar dia adalah seorang wanita. Dia sangat cantik berambut pirang, mungkin dia keturunan luar negri. Tanpa kusadar guru itu menunjuk bangku kosong yang ada di sebelahku, aku gugup namun aku dengan reflek berpura-pura memegang buku seperti sedang memikirka sesuatu, dan sedikit melirik dia. Dia terlihat tersenyum, lalu pelajaran pun berlnjut.

 Bel istirahat berbunyi, segeralah aku ke kantin namun aku terkejut melihat perempuan yang ada di sebelah bangkuku mengeluarkan sebuah novel buatanku dan tanpa sadarpun aku menanyakannya tentang novel tersebut tanpa memberitahukan siapa pembuatnya. Dia hanya membalas dengan senyumyang membuat hatiku berdegup kencang lalu dia menjawab pertanyaanku dengan antusias. Jawabannya sungguh sangat mengecewakanku karena kritikannya yang begitu pedas bagai tombak yang menghujam jantungku. Dengan reflek akupun menyanggah pendapatnya itu dengan menunjukkan hal-hal yang kukira menarik mengenai novelKu. Namun dia langsung mengeluarkan expresi cemberutnya. Sepertinya dia tidak suka dengan apa yang kukatakan. Melihat expresinya seperti itu akupun langsung merogoh sakuKu, kemudian aku berpura-pura ada yang memanggilku ke kantin. Akupun langsung berjalan ke kantin, tanpa ku sadar dia mengikutiku menuju kantin sampai akhirnya dia menabrak ku tanpa sengaja barulah disitu aku sadar dia mengikutiku. Akupun dengan kesal menanyakan kenapa dia mengikutiku. Saat dia mengatakan alasanya mengikutiku akupun menerimanya, wajar saja dia anak baru jadi belum tahu tempat-tempat di sekolah ini. Tanpa lagi memperdulikanya yang sedang kebingungan aku berjalan mengambil makanan dan menyantapnya di salah satu bangku dikantin. Tak selang beberapa menit tiba-tiba wanita yang mengikutiku tadi duduk tpat didepanku. Yang ku lakukan hanya menghela nafas tanpa bertanya kepadanya. Setelah makananku habis aku pun sgera beranjak dari kursiku untuk menuju ke kelas. Saat ku mulai berjalan sedikit ku mlirknya yang trlihat gugup menyantap makanannya.

Tak terasa jam plajaran terakhir telah usai. Segera ku kemasi barang-barangku. Dan saat itu juga murid baru yang duduk di seblahku datang mendekat.  Dia bermaksud meminjam buku kepadaku. Akhirnya pinjamkan buku yang dia maksud, ya aku bisa memaklumi itu karena dia anak baru jadi mungkin belum memiliki buku pelajaran. Setlah memberikanya buku yang ia ingin pinjam akupun langsung berlalu pulang dan segera melanjutkan novelku.

Hari berikutnya aku pun berangkat seperti biasa, hanya saja hari ini sedikit berbeda. Aku berangkat lebih awal dari biasanya hanya karena aku ingin lebih mengenal dia, si murid baru yang duduk di sebelahku. Mungkin saat aku sdah mengenalnya dan tahu sifatnya itu dia bisa ku tulis sebagai salah satu karakter di novelku.  Namun saat ku telah sampai di kelas dia ternyata sudah duduk di bangkunya yang ada di sebelah bangkuku. Walaupun aku duduk bersebelahan dengannya namun aku belum mengetahui namanya. Namun bukanya langsung menanyakan namanya langsung malah aku menuju meja guru hanya untuk memastikan sipa namanya di buku absensi. Saat ku check ternyata namanya Lhessya karina. Setelah mengetahui namanya berjalanlah aku menuju sambil menunduk. Saat ku angkat kepalaku aku terkejut dan sedikit tersipu. Penampilannya hari ini berbeda dari yang kemarin, sekarang ia menggunakan kacamata yang membuatnya terlihat anggun. Saking tercengannya aku pun tidak sadar kalau dia memanggil namaku. Saat ku tersadar dari lamunanku dia sudah menyodorkan buku yang ia pinjam kemarin bermaksud mengembalikanya. Kuterima buku tersebut dan duduk di bangkuku. Kelas masih sangat sepi, hanya ada kita berdua di kelas. Canggung, jelas itu yang kurasakan sekarang. Tapi jika aku ingin tahu lbih banyak tentangnya aku harus lbih dekat dengannya. Akhirnya ku beranikan diriku untuk basa-basi. Pertanyaan pertamaku adalah jenis buku yang sering ia baca. Dia menjawabnya dengan antusias bahkan sampai menunjukan koleksi novel kesukaanya.School, Drama dan romance, itulah genre buku yang Ia sukai. Wajar saja dia mengritik Novelku habis-habisan karena saat ku ingat lagi novelku hanya berkisar di genre Romance dan school dan sangat sedikit menampilkan adegan drama yang sangat klimaks sampai membawa emosi pembacanya. Akhirnya aku berkonsultasi tentang bagaimana novel yang baik menurutnya daan dari situ aku mengembangkan semua ide cerita dengan usulan darinya.

Hari-hariku berlalu dengan sangat indah. Bukan hanya sekedar putih abu-abu yang sepi. Kali ini lebih berwarna karena kehadirany. Akupun sudah bertukar nomor dan email denganya. Tanpa ku sadar rasa bingung mulai menyelimutiku berdampingan dengan jantung yang berdegub kencang. Terdiam ku sejenak mencoba memahami perasaan ini. apakah ini yang sering disebutkan oleh orang-orang di sekolahku? Aku masih terdiam bingung dengan aa yang kurasakan sekarang sampai-sampai aku tidak mendengar guru yang sejak tadi memanggil namaku. Namun panggilanya yang ke-sekian kalinya bisa membuatku terkejut dan segera sadar dari lamunanku. Saat ku tanggapi panggilanya dan seperti yang aku duga dia menyuruhku menjawab pertanyaan yang akupun tak tahu pertanyaanya, apalagi harus menyebutkan jawabanya. Beberapa saat saat sebelum aku akan menjawab pertanyaan dari guru itu bel tanda pulang sekolah berbunyi. Aku bisa bernafas lega sekarang. Saat ku lirikan mataku kesamping terlihat karin sedang terkekeh meliht tingkahku. Aku yang merasa sangat malu menundukan kepalaku sambil memasukan buku kedalam tas kemudian pulang.

*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*^*
Dua minggu berlalu sejak ku mengenalnya dan perasan ini terus berkembang. Meski begitu aku tidak tahu harus bagaimana, dengan siapa aku akan membicarakan tentang yang kurasakan saat ini. Cukup lama aku hanyut dalam lamunan sampai akhirnya suara ayam jantan berkokok menghancurkan lamunanku. Sial ternyata pagi telah tiba tapi aku belum bisa memejamkan mata ini. Sialnya lagi saatku ingat bahwa hari ini jam pertama di isi oleh guru yang sedikit kubenci. Akhirnya muncullah niat membolos jam pertama hari ini.

Tempat yang sudah psati kutuju saat membolos adalah atap sekolah. Sialnya pagi ini sangat panas. Tapi walaupun begitu aku harus tetap mengecheck jam tanganku untuk memastikan apakah jam pelajaran sudah berganti. Konsentrasiku mulai pecah saat kembali ku berfikir tentang perasaan ini. akhirnya kuputuskan untuk tidak menyembunyikan lagi perasaanku. Aku menyukainya, itulah yang sekarang ku tahu. Namun lamunanku kembali buyar saat kembali ku melihat jam ditanganku. Sial ternyata jam pelajaran pertama telah usai. Segera aku bangkit dan saat ku akan berlari menuju kelas berdirilah disana tepat didepanku Orang yang aku suka, Lessya karina. Segera kukumpulkan semua keberanianku dan saat sudah terkumpul terucaplah kata yang ingin kuucapkan, “aku suka kamu”. Namun reaksi yang dia berikan benar-benar diluar dugaanku dia malah menangus dan berlari meninggalkanku. Aku hanya terdiam melihat punggungnya yang semakin menjauh sambil masih mencerna apa yang aku katakan tadi. Cukup lama ku terdiam waktu yang cukup untukku kembali ke kelas. Namun aku agak enggan ke kelas tapi jika tak ke kelas aku tidak bisa menemui dia. Akhirnya kuputuskan ke kelas untuk mengikuti pelajaran sekaligus menemui Karin. Saat perjalananku menuju kelas, ku intip sebentar kedalam ruang UKS untuk mengetahui apakah Dia ada disini namun saat kulihat kedalam tidak ada siapa-siapa. Pikirku mungkin dia sudah kembali ke kelas. Namun saat ku lihat kedalam kelasku melalui jendela siswi bernama Lheyssa Karina tidak ada dibangkunya. Apakah ini salahku karena mengatakan hal seperti itu dengan tiba-tiba? Tanpa pikir panjang lagi ku mencari Karin. Dari kantin, halaman sampai kembali keatap sekolah semua sudah kudatangi namun tak kulihat sosoknya dimanapun. Dan akhirnya kuputuskan membolos sekolah satu hari ini. tujuanya sudah pasti mencari dia.

Sore telah tiba namun belum ku temukan sosoknya. Bahkan saat ku datangi taman dimana dia bisa menghabiskan waktunya di sore hari tidak terlihat sosoknya. Saat sedang bingung mencarinya tiba-tiba mataku menangkap punggung seorang wanita di sebrang. Punggung yang sangat ku kenali. Ya, aku yakin dia karin. Segera ku berlari menuju ke Zebracross yang ada di persimpangan didepan. Sialnya saat aku sampai di Zebracross lampu yang menyala di trafficlight adalah hijau. Itu artinya tidak ada kesempatan untukku menyebrang karena kendaraan yang berlalu lalang. Dan saat lampu merah di trafficlight kembali menyala sosoknya sudah menghilang dari pandanganku. Akhirnya kuputuskan kembali kerumah biar nanti kucoba menghubunginya saat tiba dirumah.
Sudah beberapa kali aku mencoba menghubungi Karin namun sama sekali tak ada jawaban darinya. Bahkan pesan yang ku kirim tak mendapat balasan darinya. Apakah dia benar-benar marah denganku? Mungkin ini kesalahan terbesarku saat ini. tiba-tiba bilang suka kepada perempuan yang baru ku kenal selama kurang lebih dua minggu. Tapi aku ingin jujur, aku tidak ingin lagi menyembunyikan perasaanku. Tapi takdir berkata bahwa aku tidak bisa bersamanya. Padahal pertama aku merasa bahwa ini takdir bisa bertemu dengannya yang membuat hariku lebih berwarna dan bisa bersama denganya. Namun perasaanku hanyalah sebatas perasaan dan takdir sepertinya salah mengirimkan dia kepadaku karena pada akhirnya dia seakan menjauh dari duniaku. Namun entah kenapa aku masih berharap menunggu balasan pesan darinya.

Aku menunggu balasan pesan dari Karin sampai aku ketiduran. Dan saat ini pagi telah menjelang. Segera ku bersiap-siap dan segera menuju kesekolah. Ini lebih awal dari biasanya. walau sejak dekat dengan Karin aku sering berangkat awal namun kali ini lebih awal lagi. Ku kendarai sepeda motorku melewati jalan kota yang masih lengang, menembus dinginya udara pagi. Sesampainya disekolah tak kusangka gerbang sekolah masih tertutup. Ku turunkan standar sepeda motorku dan menunggu si penjaga sekolah datang. Selang beberapa saat seorang pria paruhbaya datang dengan banyak kunci di genggamanya. Aku menyapanya dan dia balik menyapaku dengan keramahanya. Saat pintu gerbang terbuka segera kuarahkan sepeda motorku ke tempat parkir siswa dan segera menuju kelas. Pagi ini akulah orang pertama yang datang. Seperti biasa koridor dan kelas masih sangat sepi. Bedanya hanya jika biasanya aku masuk kelas disambut oleh seseorang yang duduk disebelahku namun sekarang saat ku masuk kekelas tidak ada seorangpun yang menyambutku. Sebentar lagi dia datang, aku yakin itu. Akhirnya aku menunggu di bangkuku namun sampai banyak siswa datang dan jam pelajaran akan dimulai sosoknya sama sekali belum terlihat. Dia bukan tipe yang suka telat semenjak pindah dia belum pernah sama sekali terlambat masuk ke kelas. Dari situ akhirnya kusimpulkan bahwa dia tidak berangkat. Mungkin dia sakit.

Keesokan harinya aku berangkat seperti biasa, lebih awal dari teman-teman di kelas selain Karin. Karena dia selalu datang lebih dulu dariku. Apakah dia masih sakit hari ini? atau sudah bisa kembali beraktifitas? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dikepalaku sekarang. Aku berharap dia bisa berangkat sekarang dan aku bisa segera meminta maaf darinya. Namun situasi yang sama seperti kemarin kembali terjadi. Sampai jam pelajaran dimulai dia belum datang. Keesokan harinya pun sama. Akhirnya kuputuskan untuk mengunjungi rumahnya di akhir pekan nanti tapi aku tidak tahu alamat rumahnya. Aku nekat ke ruang guru hanya untuk mengambil raport Karin untu mengetahui alamatnya.

Akhir pekan telah tiba seperti yang kurencanakan sebelumnya aku berniat mengunjungi rumah Karin. Akhir pekan yang biasanya ku buat untuk hari malas-malasan kali ini ku ubah menjadi hari penuh semangat. Bahkan ibuku heran pagi-pagi di akhirn pekan begini aku sudah rapih dan bersiap untuk pergi. Tapi tak kupedulikan hal tersebut. Yang penting sekarang aku harus bertemu Karin. Sebelum itu aku mengirim pesan kepadanya memberitahukan bahwa aku akan mengunjunginya. Baru saja aku akan mengeluarkan sepeda motorku Ponselku berbunyi tanda pesan masuk, dan pesan itu dari Karin. Isi pesan ini cukup mengejutkanku, dia melarangku mengunjungi rumahnya dan menyuruhku untuk ke taman biasa jika aku ingin menemuinya dan akupun diharuskan bergegas karena katanya dia sedang terburu-buru. Segera ku nyalakan sepeda motorku dan segera melaju sekencang mungkin melewati jalan kota. Sudah agak siang jadi jalanan sudah agak ramai untungnya tidak macet. Lagi, kutarik gasku kembali saat sebelumnya aku berhenti karena trafficlight. Kupacu sepeda motor sekencang-kencangnya agar aku tidak terlambat menemui Karin. Namun saat aku sampai di tempat perjanjian dia tidak ada dimanapun. Segera kuraih Ponselku yang ada didalam tas kecil dan segera menelpon Karin. Namun aku terkejut saat jawaban dari balik telfon bukanlah suara Karin dan yang lebih membuat terkejut adalah perkataanya yang mengatakan Karin sedang bersiap untuk keluar negeri. Aku yang terkejut langsung memutuskan sambungan telfon dan putar arah semaunya tanpa melihat arah sekitar. Dan pada saat itulah ada mobil dengan kecepatan tinggi menabrakku dari arah belakang yang membuatku terpelanting hingga tepi jalan. Dengan kesadaranku yang hanya setengah ku coba bangkit tanpa memperdulikan lagi rasa sakit ditubuhku, mengacuhkan semua darah yang mengalir dilenganku. Melihat sepeda motorku yang samar-samar terlihat sudah ringsek aku berjalan dengan sempoyongan. Yang kupikirkan kali ini hanyalah bagaimana caranya aku bisa sampai dirumah Karin sebelum karin berangkat menuju bandara. Namun semua itu sudah tidak mungkin lagi. Denga tubuhku yang seperti ini aku tidak mungkin bisa mencapai rumahnya karena pada akhirnya kesadaranku semua telah hilang.

Saat ku buka mata ini terlihat sebuah atap dengan lampu gantung yang indah. Sepertinya ini dirumah sakit. Dengan kesadaranku yang mulai pulih ku lihat kesekeliling ruangan dan ternyata, tepat di sebelah ranjang yang aku tiduri Karin terlihat sedang duduk dengan wajah yang kelihatan sangat cemas. Tapi bukanya dia akan keluar negeri? Melihatku yang sudah membuka mata dia tampak sangat lega dan gembira. Ternyata dia membatalkan jadwal penerbanganya hanya setelah mendapat kabar kalau aku dirumah sakit. Awalnya dia ingin menelfonku untuk meminta maaf karena sudah meninggalkanku di taman namun pada saat itu ponselku di pegang oleh orang yang menabraku dan memberitahukan bahwa aku ada di rumah sakit. Dia rela melakukan itu semua demi diriku? Dan pada akhirnya rencananya pindah keluar negeri dibatalkan dan dia akan menetap disini dekat denganku. Ternyata takdir tidak salah mengirimkanya padaku, hanya saja waktu ingin sedikit bermain-main atau mungkin waktu sudah berkata kepada takdir kalau saat itu belum waktunya aku dan dia bersatu tapi saat inilah waktu menghendaki takdir itu terjadi.

The End

Contoh Cerpen tanpa Dialog

Tuesday, November 28, 2017
Posted by Xr

Pages

// Copyright © Cilacap pusat Anime terlengkap //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //